PantonaNews

Senin, 30 Juli 2012

BAB 9 : Merancang Strategi Pemasaran



Semua aktivitas pemasaran diarahkan untuk memengaruhi konsumen agar membeli barang atau jasa yang kita tawarkan dan mereka merasakan suatu kepuasan tersendiri keberhasilan dalam memasarkan prosuk bergantung pada kualitas tempat, produk, harga, dan promosi. Selain itu, juga ditentukan oleh apakah produk tersebut dapat menjadi leader (pemimpin) produk dan menjadi acuan produk lain, memenuhi target pada segmen pasar tertentu, dan memiliki nilai lebih dibandingkan yang lain. Faktor lain adalah unsur manusia yang berperan serta dalam pemasaran. SDM pemasaran harus dapat mengatur diri sendiri, berbuat sesuai dengan ketentuan, dan membuat konsumen puas dan bangga.
Pemasaran
Pemasaran tidak hanya mengenai penjualan, iklan, atau promosi saja. Pemasaran merupakan suatu proses yang utuh tentang kemampuan menawarkan barang atau jasa yang tepat, dengan harga, waktu, dan lokasi yang tepat. Pemasaran bertitik tolak pada kebutuhan dan keinginan pembeli.
Anda dapat dikatakan berhasil dalam melakukan upaya pemasaran apabila telah menghasilkan dua hal berikut:
  1. Pembeli melakukan pembelian ulang
  2. Pembeli merekomendasikan produk ke orang lain
Untuk mendapatkan hasil pemasaran yang sesuai, maka secara umum dapat dilakukan proses pemasaran sebagai berikut:
  1. Pengenalan Pasar
  2. Strategi Pemasaran
  3. Bauran Pemasaran
  4. Evaluasi Pemasaran
Pengenalan Pasar
Pengenalan Pasar adalah upaya untuk mengetahui jumlah, karakteristik, dan sifat sebuah pasar. Berikut ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab ketika kita melakukan pengenalan pasar:
  • Apa yang menjadi kelebihan barang atau jasa kita dibandingkan pesaing?
  • Siapa yang membelinya?
  • Apakah pesaing menawarkan barang atau jasa dengan jenis yang lebih beragam, baik dari segi kualitas, harga, maupun pelayanan?
  • Apakah terdapat peluang untuk mengembangkan atau memperluas produk atau jasa kita?
  • Teknologi apa yang harus digunakan untuk membuat barang atau jasa tersebut?
  • Apakah  teknologi yang digunakan adaptif terhadap perubahan-perubahan?
  • Bagaimana harga yang ditawarkan dan bagaimana cara menghitungnya?
  • Bagaimana sensitivitas harga terhadap barang atau jasa?
  • Apakah ada garansi atau layanan lainnya?
  • Bagaimana peran pemasok atas barang atau jasa yang ditawarkan?
  • Berapa besar pasar atau pembeli yang masih tersedia?
  • Apakah ada barang subsitusi yang dapat menggantikan barang atau jasa yang ditawarkan?
  • Bagaimana proses distribusi yang sesuai?
  • Berapa banyak pesaing yang dimiliki?
  • Dalam bentuk apa persaingan tersebut?
  • Bagaimana kekuatan dan kelemahan para pesaing?
  • Bagaimana tingkat kemudahan untuk masuk kedalam pasar?
  • Apa yang menjadi filosofi pemasaran atau motto yang digunakan dalam memasarkan barang atau jasa?
  • Dapatkah kita meningkatkan penjualan dengan memperluas pasar atau mengembangkan produk?
  • Dan masih bnyak lagi pertanyaan-pertanyaan lainnya.
Dibawah ini beberapa teknik yang akan membantu anda dalam melakukan pengenalan pasar, yaitu:
  1. Mengelompokkan Pasar
Hal terpenting dalam memasarkan barang atau jasa adalah mengetahui siapa pembeli dan apa yang mereka butuhkan. Beberapa pengelompokan pembeli yang dapat dilakukan, antara lain berdasarkan:
a.       Lokasi tempat tinggal
b.      Jenis kelompok
c.       Demografis
d.      Psikologis
e.      Jumlah yang dibeli
  1. Masa Peredaran Barang atau Jasa
Semua barang atau jasa memiliki siklus hidupnya masing-masing, yaitu tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kematangan, dan tahap penurunan. Apabila mengetahui masa peredaran suatu barang atau jasa, maka kita akan:
a.       Mempercepat atau memperlambat tahapan-tahapan
b.      Mengetahui masa edar atau siklus hidup yang dimiliki.
c.       Mengetahui layak atau tidaknya masuk dalam usaha baru.
  1. Ananlisis SWOT
Analisis SWOT dapat dilakukan untuk mengetahui posisi usaha yang dijalankan dan posisi usaha pesaing.
Menentukan Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran (marketing strategy) adalah suatu cara yang digunakan untuk membantu kita membuat dan menjual barang dan jasa yang sesuai dengan kondisi perusahaan dan pasar target atau selera konsumen yang dituju. Banyak sekali strategi yang diperkenalkan dalam teori-teori pemasaran, namun secara umum strategi pemasaran yang biasa dilakukan dan dapat dipilih adalah:
  1. Menembus Pasar
Strategi menembus pasar untuk menjangkau sasaran pembeli yang belum tercapai. Upaya-upaya praktis yang dapat dilakukan antara lain:
  1. Mengembangkan Pasar
Strategi ini dilakukan apabila sasaran pembeli yang lama sudah jenuh atau sudah habis sehingga perlu mencari sasaran pembeli baru dengan tetap menawarkan barang atau jasa yang lama.
  1. Mengembangkan Produk
Strategi pengembangan produk mencakup perubahan barang atau jasa dengan tetap menggunakan cara produksi yang lama.
  1. Melakukan Diversifikasi
Strategi diversifikasi dilakukan dengan cara mengembangkan produk baru yang masih berkaitan dengan produk lama.
  1. Menerapkan Biaya Murah
Strategi biaya murah didasarkan pada biaya input yang rendah.
  1. Memfokuskan pada pasar
Strategi fokus pada pasar dilakukan dengan memberikan pelayanan khusus kepada pembeli yang dapat membedakan dengan pelayanan yang diberikan para pesaing
  1. Melakukan Diferensiasi
Strategi diferensiasi berkosentrasi pada penciptaan barang dan jasa baru yang sangat berbeda.
Menentukan Alat Pemasaran
Alat pemasaran yang dimaksud adalah bauran pemasaran ditambah distribusi, pelayanan dan kekuasaan.
  1. Hal yang diperlukan dalam menghasilkan produk
a.       Paduan produk yaitu jenis-jenis barang atau jasa yang harus ada dalam satu produk yang dijual. Kita mengenal beberapa strategi paduan produk sebagai berikut:
§  Aneka pasar: menjual berbagai produk dengan berbagai pembeli.
§  Pasar khusus: melayani hanya pasar tertentu saja
§  Produk Khusus: menjual hanya produk tertentu yang sejenis saja
b.      Penampilan Produk tidak hanya meliputi kondisi fisik, melainkan simbolnya.
c.       Pendukung produk berupa pemberian kesan yang mendalam terhadap produk yang dijual
  1. Hal yang diperlukan dalam menyampaikan barang sampai ke pembeli (Distribusi)
Pendistribusian barang dapat dilakukan langsung ke pembeli yang datang, barang yang diantar ke pembeli atau menggunakan perantara (agen, pedagang besar, took-toko atau supermarket, dan system waralaba)
  1. Hal yang diperlukan dalam memilih lokasi usaha yang tepat
Memilih lokasi hendaknya memperhatikan kemudahan dan kedekatan dengan pembeli.
  1. Hal yang diperlukan dalam menentukan harga yang tepat.
Penetapan harga dilakukan dengan cara menetapkan harga psikologis, harga paket, harga gengsi dan harga penuntun.
  1. Hal yang diperlukan dalam mencari bentuk promosi yang murah dan memilih iklan yang tepat
Promosi yang dilakukan dapat berbentuk hubungan masyarakat, publisitas promosi penjualan, hiasan took, dan iklan.
  1. Hal yang diperlukan dalam penjualan produk
Semua usaha apa pun dalam pemasaran harus ada penutupan yaitu terjadinya penjualan.
Dalam bagian ini akan dijelaskan tips penjualan untuk peritel maupun jasa pelayanan, termasuk teknik melalui telpon.
a.       Penjualan untuk Peritel
Tahap pertama dalam melakukan penjualan adalah upaya untuk bertemu dengan calon pembeli,  maka kesan pertama harus begitu menggoda dan memberikan kesan yang baik.
Tahap berikutnya  adalah mencari tahu keinginan pembeli,  yaitu dengan pemberian saran, menunjukan kualitas produk, dan memberikan pelayanan terbaik. Dan akhirnya kita harus kenali tanda-tanda untuk menutup suatu penjualan yaitu pembeli memutuskan untuk membeli dan menggunakannya.
b.      Penjualan untuk Produk Jasa
Menciptakan hubungan personal yang baik, sehingga pembeli merasa diterima dengan menyebutkan namanya.
c.       Teknik Penjualan melalui Telepon
Jawab telpon dengan cepat dan tepat, bicara dengan jelas dan langsung  kepada pembeli, dengarkan baik-baik apa yang dikatakan pembeli, konsentrasi dan jangan melakukan pekerjaan yang lain sementara anda sedang berbicara melalui telpon. Kuasai produk dan yakinlah bahwa pembeli yang sedang bicara mengetahui anda bicara dengan senang hati dan tersenyum kepadanya.
d.      Bila berhadapan langsung dengan pembeli, perhatikan:
·         Pertanyaan: penjual harus lebih banyak bertanya daripada member tahu.
·         Checking: penjualan harus mengecek bahwa pembeli mengerti dengan apa yang dikatakannya.
·         Keuntungan: yaitu dengan menjelaskan kepuasan apa yang dapat diberikan produk tersebut kepada konsumen, dan bukan tentang fisik produk
·         Penutupan: jangan ikut memutuskan kecuali diminta oleh pembeli
  1. Pemanfaatan kekuasaan
Pemanfaatan kekuasaan melalui pendekatan dengan orang-orang yang menetukan kebijakan
Menyusun Rencana Pemasaran
Rencana pemasaran dapat disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut ini.
  1. Gambaran usaha yang sedang atau akan Anda jalankan mencakup:
a.       Bidang yang dijalankan termasuk dalam industry apa?
b.      Barang atau jasa apa yang ditawarkan?
c.       Manfaat apa yang diperoleh dari barang atau jasa yang ditawarkan?
d.      Siapa sasaran pembeli yang hendak dituju? Mulai dari usia, jenis kelamin, pendapat, pekerjaan, gaya hidup, status social, dan lain sebagainya.
  1. Memosisikan produk, yaitu menentukan posisi produk dipasar seperti apa yang dapat menunjukan perbedaan dibandingkan produk pesaing, karena itu harus memiliki keunikan sebagai pembeda, sekaligus menentukan posisi produk anda berada di mana sebagaimana pemimpin pasar atau justru pengikut pasar.
  2. Menetapkan visi dan misi yang harus dibuat sesederhana mungkin, sehingga memberikan kesan mendalam dan selalu diingat konsumen.
  3. Menentukan jangka waktu pemasaran dan tujuan pemasaran.
  4. Melakukan analisis SWOT.
  5. Memilih strategi yang tepat disesuaikan dengan hasil analisis SWOT yang telah dilakukan sebelumnya
  6. Menetapkan alat pemasaran
  7. Membuat bagan rencana pelaksanaan pemasaran.
  8. Menentukan ukuran keberhasilannya.
Hal yang tidak kalah pentingnya dalam menyusun rencana pemasaran adalah penetapan waktu. Hal ini sangat penting agar apa yang direncanakan tersebut dapat direalisasikan lebih cepat, tepat sasaran, dan usaha kita dapat diterima di pasar.

BAB 6 : Mengenali Peluang dan Memilih Jenis Usaha


BAB 6
Mengenali Peluang dan Memilih Jenis Usaha
Dunia ini penuh dengan peluang dan tantangan, bahkan Tuhan pun telah mengingatkan kepada umat manusia bahwa di dalam masalah atau tantangan yang kita hadapi maka di situ pula sebenarnya ada kemudahan atau peluang untuk mencapai kesuksesan. Permasalahannya adalah apakah kita dapat memandang suatu tantangan sebagai peluang bisnis yang harus dikejar atau justru sebagai suatu masalah yang harus dihindari.
Mengenali Hingga Memilih Peluang Usaha yang Tepat
Memilih usaha sebaiknya disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan kita, yaitu usaha yang kita sukai atau kita mempunyai kompetensi dalam bidang usaha tersebut.  Hal tersebut dalam membuat kita terhindar atau paling tidak menekan sekecil mungkin adanya  kerugian yang dapat menghabiskan modal yang dimiliki. Rencana usaha tidak harus muluk-muluk, cukup sederhana saja, tetapi prospeknya bagus. Caranya adalah dengan mengevaluasi lingkungan yang ada di sekeliling kita. Semuanya dapat diukur dengan salah satu alat yaitu menggunakan analisis terhadap kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman (strengths, weaknesses, opportunities, and threats) atau yang lebih dikenal dengan sebutan analisis SWOT.  Berikut adalah cara sederhana yang dapat dilakukan dalam menerapkan analisis SWOT.
  1. Melihat kekuatan yang dimiliki seperti lokasi, sumber-sumber bahan baku yang mudah didapat, mudah dijangkau oleh konsumen atau pelanggan, dan kekuatan lainnya yang dapat dimanfaatkan. Contoh: lokasi di dekat kampus atau mall dapat dikembangkan menjadi kos-kosan, warnet, rental computer, dan masih banyak lagi.
  2. Melihat kelemahan yang dimiliki agar kita tidak memaksakan diri melakukan usaha yang sebenarnya tidak dapat dilakukan karena kita memiliki kekurangan tertentu. Contoh: sebaiknya jangan membuka usaha rental computer, tetapi tidak mengetahui sama sekali keterampilan dalam mengoperasikan computer.
  3. Melihat peluang yang dapat dimanfaatkan dan memberikan keuntungan. Contoh: membuka usaha fotokopi dilingkungan dekat kampus, membuka usaha kantin dilingkungan perkantoran, dan lain-lain.
  4. Melihat  ancaman terhadap usaha-usaha yang berisiko tinggi, memiliki siklus hidup yang pendek, dan tidak terukur. Terlebih lagi jika pesaing-pesaing kita memiliki kemampuan yang lebih baik dari kita. Contoh: investasi saham, di mana kita tidak memiliki cukup ilmu tentangnya atau bermain dipasar yang pelakunya sudah sangat banyak.
Ada banyak sekali peluang bisnis jika kita tahu bagaimana dan dimana menemukannya, yang mungkin saja sudah ada dalam diri kita atau bahkan sudah didepan mata. Di bawah ini adalah daftar sumber ide yang dapat memberikan gagasan awal atau pemikiran awal untuk menentukan usaha apa yang hendak dijalankan:
  • Lihat barang-barang disekeliling dan yang sedang kita gunakan
  • Rasakan apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh diri
  • Browsing Internet yang menyediakan informasi bisnis
  • Baca buku yang berkaitan dengan kewirausahaan
  • Baca Koran, majalah, atau tabloid yang berisikan peluang usaha
  • Baca buku kuning telepon (yellow pages)
  • Baca perpustakaan umum, perpustakaan sekolah atau kampus
  • Kunjungi teman, kenalan, atau sahabat
  • Kunjungi bursa efek, amati tren capital dan peluang lainnya
  • Ikuti kursus kewirausahaan
  • Temani pengacara atau konsultan ketika bertemu kliennya
  • Dapatkan informasi dan buku-buku dari kedutaan besar
  • Kunjungi pusat-pusat incubator bisnis
  • Kunjungi pusat-pusat perbelanjaan dan restoran waralaba
  • Kunjungi penemuan baru, pameran dagang, dan pameran-pameran lainnya
  • Kunjungi perusahaan pesaing
  • Kenali konsumen atau pelanggan potensial
  • Kenali agen, distributor, atau pedagang besar
  • Lakukan hobi dan wisata
  • Kenali broker paten dan jasa informasi produk lisensi
  • Kunjungi lembaga penelitian dsn universitas
  • Ikuti seminar, forum diskusi, lokakarya, atau symposium
  • Kunjungi asosiasi dagang dan bisnis
  • Masuk sebagai anggota partai tertentu
  • Ikuti pertemuan alumni
  • Ikuti kebijakan dan keadaan ekonomi Negara
  • Dan masih banyak lagi
Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausahawan harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus. Proses penjaringan gagasan atau ide disebut sebagai proses screening, yang merupakan suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi barang dan jasa riil.
Banyak cara untuk melihat peluang yang terjadi disekitar kita. Selama masih ada kebutuhan dan keinginan, selama itu pula masih terdapat peluang yang dapat kita manfaatkan, misal:
  1. Mengenali kebutuhan pasar
  2. Mengembangkan produk yang telah ada dipasaran
  3. Memadukan bisnis-bisnis yang ada
  4. Mengenali kecenderungan (tren) yang terjadi
  5. Mewaspadai segala kemungkinan yang awalnya terlihat sepele, yang ternyata setelah ditekuni dapat menjadi bisnis yang luar biasa.
  6. Menggunakan asumsi-asumsi yang baru (tidak baku)
Beberapa langkah untuk mengenali dan memilih peluang bisnis yang tepat antara lain:
  1. Tentukam tujuan besar yang hendak dicapai
  2. Buat daftar ide sebanyak-banyaknya yang menarik pikiran
  3. Nilai kemampuan, kekuatan, karakteristik yang diperlukan untuk mencapai sukses dalam bisnis yang anda lakukan.
  4. Buatlah table criteria bisnis yang diperlukan, nilai dan pilih menurut tingkat kepentingannya
  5. Bandingkan dan dapatkan saran dari pengusaha, konsultan, atau mentor.
  6. Lakukan riset untuk menilai keadaan bisnis saat ini dan masa mendatang
  7. Pilih salah satu dari ide yang kemungkinan memiliki tingkat keberhasilan terbesar dan resiko terkecil.
Setelah kita memutuskan bisnis apa yang ingin dijalankan, hal yang perlu menjadi pertimbangan berikutnya  adalah memilih jalur usaha yang tepat atau memilih beberapa prospek bisnis, Anda harus memutuskan jalur mana yang ingin dipilih untuk memiliki bisnis sendiri. Terdapat tiga jalur utama yang dapat dipilih: memulai bisnis baru, membeli bisnis yang sudah ada, mengembangkan bisnis yang sudah ada, dan kemitraan atau waralaba (franchise).
Cara Memulai Bisnis
Cara-cara yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk memulai bisnis (usaha), baik itu dilakukan sendiri maupun bersama teman-teman, adalah sebagai berikut:
  1. Memulai Bisnis Baru
Memulai bisnis baru merupakan pilihan yang paling menarik bagi para pemula. Terdapat tiga bentuk usaha yang bias dirintis oleh Anda, yaitu:
a.       Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), yaitu bentuk usaha yang dimiliki dan dikelola sendiri.
b.      Persekutuan (Partnership), yaitu kerja sama antara dua orang atau lebih.
c.       Perusahaan berbadan hukum (corporation), yaitu perusahaan yang didirikan atas dasar badan usaha dengan modal berupa saham.
  1. Membeli Bisnis yang Sudah Ada
Membeli perusahaan yang telah didirikan dan dikelola oleh orang lain dengan nama (goodwill)dan organisasi usaha yang sudah ada.
  1. Mengembangkan Bisnis yang Sudah Ada
Mengembangkan bisnis yang sudah ada biasanya terjadi pada perusahaan keluarga.
  1. Memilih usaha franchise
Waralaba (franchise) adalah suatu bentuk usaha kerja sama antara pewaralaba (franchisor) dengan terwaralaba (franchisee) dalam mengadakan persetujuan jual beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha.
Dibawah ini beberapa kiat memilih bisnis waralaba:
1)      Kumpulkan seluruh informasi mengenai bisnis waralaba yang ada saat ini.
2)      Pilihlah jenis usaha waralaba yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi dan terbukti sukses dimana-mana.
3)      Sebaiknya memilih bisnis waralaba disesuaikan dengan kemampuan keuangan, minat, dan bakat kita.
4)      Pastikan proses usaha waralaba tersebut dapat dialihkan dengan baik kepada terwaralaba.
5)      Jangan cepat percaya dengan angka-angka yang disodorkan oleh pewaralaba.
6)      Lakukan pengamatan dan penyelidikan di lapangan terhadap gerai-gerai yang akan menjadi pilihan kita.
7)      Bagi para peminat waralaba yang bermodal terbatas, sekarang banyak waralaba local yang masih berskala kecil atau bahkan belum menerapkan system waralaba.
8)      Bagi kita yang jeli dan memiliki naluri bisnis yang tajam, sebenarnya banyak potensi usaha yang dapat dikembangkan secara waralaba. Kita dapat membujuk wirausahawan yang sudah berhasil dan berjalan dengan baik serta memiliki prospek usaha yang cerah. Bahkan mungkin kita dapat menjadi penggagas dan menjadi tim pemasaran waralaba baru tersebut. Paling tidak, kita dapat membuka gerai atau cabang untuk usaha tersebut dengan persyaratan yang sangat ringan.
Bidang Usaha dan Jenis-jenis Badan Usaha
Perlu perjuangan dan ketekunan dalam menerjemahkan mimpi besar ke dalam tindakan nyata. Berikut ada beberapa contoh bidang usaha yang menjadi pilihan para pemula atau wirausahawan baru adalah.
  1. Usaha di bidang makanan atau kuliner
  2. Usaha pakaian dan perhiasan
  3. Usaha yang terkait dengan tempat tinggal
  4. Usaha pendidikan
  5. Usaha yang terkait dengan rekreasi
  6. Usaha pendukung atau mempermudah orang lain menjalankan usaha.
Jenis usaha yang dapat dimasuki oleh para wirausahawan: Pertanian, Pertambangan, Pabrikasi, Konstruksi, Perdagangan, Jasa Keuangan, Jasa perorangan, Jasa pendidikan, Jasa Transportasi & Jasa Pariwisata.
Setelah menemukan ide, lalu menentukan bidang dan jenis usaha yang akan dipilih, langkah selanjutnya adalah menentukan bentuk kepemilikan usaha. Berbagai organisasi bisnis memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing. Apabila kita ingin mendirikan suatu unit bisnis, maka kita akan memilih bentuk yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki. Beberapa pertimbangan yang harus dilakukan sebelum mendirikan organisasi bisnis adalah:
  1. Kebutuhan modal: seberapa banyak jumlah dana yang dibutuhkan untuk mendirikan sebuah usaha.
  2. Resiko : memperhitungkan resiko yang akan terjadi, semua diarahkan untuk mendukung kegiatan bisnis.
  3. Pengawasan: kemampuan pemilik usaha dalam melakukan pengawasan aktivitas bisnisnya.
  4. Kemampuan manajerial: keahlian yang harus dimiliki untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengawasi usaha.
  5. Kebutuhan waktu: memiliki cukup waktu untuk mengoperasikan usaha dan mengarahkan para karyawannya.
  6. Pajak: pembayaran pajak yang harus dipenuhi sebagai konsekuensi menjalankan suatu kegiatan bisnis.
Dibawah ini beberapa bentuk badan hokum usaha di Indonesia dan beberapa pertimbangan untuk dapat memilih salah satu diantaranya yang paling tepat:
  1. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan perorangan merupakan perusahaan yang dimiliki dan diselenggarakan oleh satu orang.
  1. Persekutuan
Bentuk legal suatu bisnis yang dimiliki dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bisnis. Dalam persekutuan terdapat dua macam kategori, yaitu sekutu umum dan sekutu terbatas.
a.       Sekutu umum yaitu sekutu yang terlibat secara aktif dalam pengelolaan usaha.
b.      Sekutu terbatas yaitu sekutu yang tidak terlibat secara aktif dalam pengelolaan usaha.
·         Persekutuan (Firma)
Persekutuan (Firma) merupakan persekutuan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan nama bersama untuk menjalankan satu bisnis
·         Persekutuan Komanditer (CV)
Persekutuan Komanditer (CV) merupakan persekutuan antara dua orang atau lebih yang memiliki tujuan bersama untuk mendirikan usaha.
·         Persekutuan Lainnya
Ø  Joint Venture merupakan suatu kerja sama antar perusahaan untuk saling memperkuat satu sama lain antara perusahaan yang melakukan kerja sama tersebut.
Ø  Sindikat merupakan kerja sama antara dua unit usaha untuk mencapai tujuan tertentu yang spesifik.
Ø  Kartel merupakan persekutuan perusahaan-perusahaan dibawah suatu perjanjian untuk mencapai tujuan tertentu.
Ø  Holding Company terjadi bila ada suatu perusahaan dalam kondisi yang baik secara finasial kemudian membeli saham-saham dari perusahaan lain.
  1. Perseroan
Perseroan merupakan organisasi bisnis yang berbentuk badan hokum, dimana tanggung jawab dan kewajiban usaha terpisah dari pemilik modalnya.
  1. Koperasi
Koperasi merupakan organisasi ekonomi rakyat yang berwatak social, beranggotakan orang-orang atau badan hokum, sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan kegotongroyongan.